cover
Contact Name
Kusroni
Contact Email
-
Phone
+628563459899
Journal Mail Official
jurnal.kaca.alfithrah@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya Jl. Kedinding Lor No.30 Surabaya, Jawa Timur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Kaca (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
ISSN : 22525890     EISSN : 25976664     DOI : https://doi.org/10.36781/kaca
Core Subject : Religion, Education,
KACA (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya. Jurnal ini memuat kajian-kajian keislaman yang meliputi Tafsir, Hadis, Tasawuf, Pemikiran Islam, dan kajian Islam lainnya. Terbit satu kali setahun, yaitu bulan Februari-Agustus.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 1 (2020): Februari" : 6 Documents clear
Demokrasi dalam Al-Qur'an dan Implementasi Demokrasi di Indonesia 'Afifah, Farida Nur
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2020): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i1.3060

Abstract

Kedudukan demokrasi di Indonesia sangatlah penting, terlebih demokrasi dijadikan sebagai cara bukan sebuah tujuan. Tujuan bangsa Indonesia adalah untuk merdeka, dengan cara demokratisasi diharapkan dapat menyamakan derajat dan kedudukan warga negara di muka undang-undang, dengan tidak memandang asal-usul etnis, agama, jenis kelamin dan lain-lain. Demokrasi merupakan salah satu ajaran dalam al-Qur’an, terutama pada masalah pemerintahan. All-Qur’an memberikan berbagai macam aturan dan prinsip sebagai landasan demokrasi yang kemudian diimplementasikan di Indonesia. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai pengertian demokrasi, demokrasi di Indonesia, pandangan ulama tentang demokrasi, demokrasi menurut al-Qur’an dan kemudian implementasinya di negara Indonesia. Adapun kesimpulan dari penulisan ini, demokrasi merupakan satu-satunya cara yang paling dekat dengan Islam, tentunya dengan berladasan pada prinsip-prinsip yang ada dalam al-Qur’an. Demokrasi ini dapat mengejawantahkan nilai-nilai Ilahi dalam segala kehidupan, seperti halnya yang telah diterapkan Rasulullah pada masyarakat Madinah yang tercantum dalam piagam Madinah. Sebagaimana negara Indonesia sudah melakukan demokratisasi walaupun belum sepenuhnya sampai tahap akhir.
Ajaran Tasawuf dalam Serat Wedhatama Karya K.G.P.A.A Mangkunegara IV Munandar, Siswoyo Aris; Afifah, Atika
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2020): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i1.3064

Abstract

Abstrak Serat Wedhatama merupakan salah satu karya sastra Jawa kuno yang biasa disebut kitab Jawa kuno (kitab piwulang dan paweling) yang sangat popular di kalangan masyarakat Jawa pada masa pemerintahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV. Serat ini berisi tentang ajaran-ajaran budi luhur yang ditujukan untuk anak keturunannya, yang kemudian menjadi tersebar luas dikalangan masyarakat di waktu itu. Ajaran-ajaran tersebut mengajarkan tentang nilai-nilai budi luhur dan ajaran tentang sembah kepada Tuhan. Dalam ajaran-ajaran tersebut, terdapat kesamaan dengan ajaran tasawuf tentang pembersihan jiwa dan cara-cara untuk menempuh jalan spiritual. Hasil penelitian yang telah dilakukan ajaran-ajaran yang disampaikan banyak memiliki unsur-unsur yang sama dengan ajaran etika islam dari Al Ghazali dalam karyanya kitab Ihya’ Ulumuddin. Adapun pokok-pokok ajaran tasawuf dalam Serat Wedhatama yaitu pertama, rendah hati (tawadu’), kedua, mencari guru yang baik,ketiga tidak mabuk keduniawian (zuhud), keempat, mengontrol diri (mujahadah) dan uzlah, kelima berpasrah kepada Tuhan (Tawakal), keenam, merasa cukup dengan nikmat (Qanaah), ketujuh, makrifat.
Kehidupan Setelah Kematian Bashori, Achmad Imam
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2020): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i1.3070

Abstract

Pemahaman yang mendalam tentang kandungan ayat al-Qur’an, bagi seorang mufasir mewajibkan memahami dengan baik serta mendalami ilmu-ilmu atau alat bantu yang berkaitan dengan dunia tafsir. Salah satu alat bantu dan ilmu yang harus dikuasai adalah ilmu asbab al-nuzul. Asbab al-nuzul merupakan piranti yang tidak boleh ditinggalkan dalam menafsirkan dan menakwilkan Qur’an. Dalam pandangan Abd al-Qadir Mansur, saat menafsirkan sebuah ayat, seorang mufasir harus benar-benar memperhatikan dengan seksama asbab al-nuzul dari sebuah ayat. Sebab dengan mengetahui asbab al-nuzul seorang mufasir dapat mengejawentahkan makna yang terkandung dari sebuah ayat dengan dalam serta mendekatkan penafsiran pada kebenaran. Oleh karenanya tak salah bila Sahiron Syamsuddin dalam tesisnya yang berjudul An Examination of Bint al-Shati’’s Methode of Interpreting the Qur’an mengatakan bahwa tiada perselisihan paham dalam urgensi ilmu asba>b al-nuzu>l bagi seorang mufasir saat melakukan interpretasi ayat Qur’an. Hal itu berguna ketika ada pertanyaan tentang bagaimana aplikasi sebuah ayat saat ditemukan ketidakpahaman pada tekstualitas ayat. Pada taraf yang lebih jauh, jika kita menelaah isi al-Qur’an maka akan ditemukan ayat-ayat al-Qur’an yang turun tanpa adanya asba>b nuzu>l-nya. Umumnya diketahui bahwa ayat yang turun tanpa asba>b al-nuzu>l adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan keimanan pada Allah, hari akhir, problematika tauhid, sifat surga dan neraka, cerita-cerita umat terdahulu, serta yang tak ketinggalan cerita sepak terjang para nabi-nabinya. Adapun asba>b al-nuzu>l menemukan perannya yang disignifikan pada tashri’ hukum halal-haram, perundang-undangan serta legal-formal aturan-aturan yang berkaitan dengan interaksi dalam beragama. Biasanya asba>b al-nuzu>l muncul oleh sebuah kejadian ataupun pertanyaan yang datang dari para sahabat Nabi. Kata kunci: Kehidupan, kematian, Ilmu Sabab Nuzul
Perkembangan Ilmu Hadis Periode Keempat dan Kelima Bistara, Raha
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2020): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i1.3071

Abstract

Perkembangan ilmu hadis mencapai puncaknya pada masa keempat dan disempurnakan pada masa kelima. Mengapa dianggap demikian, karena pada masa keenam proses pembelajaran ilmu hadis berhenti dan tidak ada yang melanjutkan suatu discourse tentang ilmu hadis yang nanti baru akan muncul kembali pada masa ketujuh. Dalam suatu proses pengkajian keilmuan tidak bisa dilepaskan dari adayanya seorang tokoh yang meprakasia perubahan pada masanya bebgitu juga dengan ilmu hadis pada masa kempat dan kelima dengan memghasilkan tohoh seperti Imama Malik bin Anas dan Isma’il bin Ibrahim atau yang sering kita kenal sebagai Imam al-Bukhari. Mereka berdua adalah tokoh yang paling menonjol pada masanya walaupun banyak tokoh-tokoh yang lain. Maka dari itu pada masa keempat dan kelima bisa dikatakan sebagai masa Revolusioner dalam suatu discourse tentang hadis. Kata kunci: Imam Malik, Imam al-Bukhari, Revolusioner, dan Ilmu Hadis
Hukuman Riddah dalam Perspektif Ijtihad Progresif Abdullah Saeed Firdaus, Mohamad Anang
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2020): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i1.3072

Abstract

Hukum Islam sekarang berada di tengah arus perubahan dan perkembangan zaman. Kaummuslimdituntut harus mampu menguasai dasar-dasar Islam dan problematika kontemporer untuk menemukan solusi melalui proses berfikir metodologis. Sanksi berupa hukuman mati terhadap pelaku riddah sebagaimana yang di-nash-kan Nabi Saw haruslah dikaji menurut konteks sosio-historis yang melingkupinya. Ketika nashal-Qur’ân dan Hadis dipisahkan dari konteksnya, maka akan mengakibatkan kesalahan pemahaman yang mempunyai dampak yang luas. Islam dipandang sebagai agama yang mengekang pemeluknya, dan tidak menghargai nyawa dan nilai kemanusiaan. Abdullah Saeed menawarkan apa yang ia sebut dengan Ijtihad Progresif, yang bertumpu pada konteks sebuah nash. Makalah ini akan mengkaji hukum riddah dalam perspektif metodologi Ijtihad progresif Abdullah Saeed. Kata Kunci: Riddah, Ijtihad Progresif, Tujuh Pendekatan.
Mengurai Makna Kemiripan Narasi Al-Qur’an melalui Metode Tafsir Muqarin Kusroni, Kusroni
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2020): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v10i1.3073

Abstract

Tulisan ini mengetengahkan salah satu metode dalam khazanah tafsir al-Qur’an, yakni metode muqarin atau perbandingan. Sebagai salah satu dari empat metode tafsir yang telah tumbuh dan berkembang di kalangan sarjana al-Qur’an, yakni ijmali, tahlili, mawd}u‘i, dan muqarin bisa dibilang sebagai metode yang cukup populer dan eksis hingga sekarang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kajian dan tugas akhir mahasiswa prodi Tafsir di PTKI yang menggunakan metode tafsir muqarin. Kajian muqarin yang dilakukan oleh para mahasiswa biasanya membandingkan pendapat antar mufasir lintas keilmuan, kecenderungan maupun masa hidupnya. Bisa juga berupa perbandingan antara mufasir klasik dengan modern, sunni dengan syi’i, atau juga dengan mufasir sealiran atau ideologi. Tulisan ini mencoba memberikan sumbangsih kajian tafsir muqarin dengan tipe atau model membandingkan antar ayat dalam al-Qur’an yang memiliki kemiripan secara redaksional. Mengingat karya tulis tugas akhir belum banyak yang melakukan tipe muqarin jenis ini, diharapkan dengan tulisan ini menjadikan kajian tafsir muqarin model perbandingan antar ayat bisa lebih berkembang dalam diskursus kajian tafsir di zaman modern ini. Tulisan ini menemukan bahwa, kemiripan redaksi ayat dalam al-Qur’an memiliki makna tersendiri, dalam artian tidak hanya bermakna tunggal. Hal ini semakin menunjukkan atas eksistensi salah satu nilai kemu’jizatan al-Qur’an dalam aspek kebahasaan (al-‘ijaz al-lughawi). Kata kunci :tafsir muqarin, kemiripan redaksi al-Qur’an.

Page 1 of 1 | Total Record : 6